Jumat, 14 Oktober 2011

Pesantren Alam

Pesantren tentu tidak bisa dilepaskan dari nilai dan tradisi keislaman.

Begitu mulianya tradisi ini sehingga menjadi panduan hidup yang dijalani oleh seluruh komponen
didalam pesantren. Sebut saja, beberapa Pesantren di Jakarta meskipun didalamnya tumbuh bangunan yang menjulang, tetapi keasrian dan kearifan lingkungan tetap terjaga. Pola kehidupan yang terbangun didalamnya juga dirasa sangat menghargai alam.

Disaat sekolah konvensional banyakmengajarkan bagaimana muridnya menghargai lingkungan, pesantren melaluikata sakti sang Kyai sudah mengajarkan bahwa kebersihan dan penghargaan lingkungan menjadi salah satu bagian dari keimanan. Ini berarti bahwa bagi siapapun yang tidak menghargai lingkungan bahkan sampai merusaknya menandakan lemahnya keimanan mereka. Sebaliknya, semakin terjaganya ekosistem menggambarkan kuatnya iman mereka, minimal dengan upaya ini kesadaran bahwa lingkungan dan manusia menjadi satu kesatuan.

Proses

belajar yang banyak dilakukan pesantrenpun tidak pernah terlepas dari alam. sejak dahulu, santri sudah dibiasakan menerima proses belajar mengajar dengan kondisi yang tidak pernah lepas dari alam bebas. Sebagian kecil saja proses belajar terjadi di dalam kelas sedangkan sisanya banyak mendorong interaksi dengan alam. Banyak juga pesantren yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi keseharian mereka, padahal disisi lain banyak masyarakat berlomba mengkoleksi kendaraan yang menggunakan bahan bakar.

Sumber:

Forum ICC

Eco-Pesantren

Mary Evlyn Tucker serorang guru besar agama dari Bucknel University mengatakan

“Sains dan teknologi memang diperlukan, tetapi itu saja tidak cukup, Kita memerlukan agama untuk terlibat dalam mencari solusi keluar dari krisis lingkungan, mengingat gejala yang dilakukan manusia terhadap alam, maka kita tiba pada fase kepunahan keenam, yaitu manusia berperan dalam ikut menghancurkan dan mengubur peradabannya di planet bumi dengan kekuasaan dan arogansi yang mereka lakukan, Umat manusia dan peradabannya, merupakan suatu yang terancam punah pula”.


Menurutnya agama mempunyai lima resep dasar untuk menyelamatkan lingkungan (5 R) yakni :

(1) Referensi atau keyakinan yang dapat diperoleh dari teks (kitab-kitab suci) dan kepercayaan yang mereka miliki masing-masing;

(2) Respect, penghargaan kepada semua makhluk hidup yang diajarkan oleh agama sebagai makhluk Tuhan;

(3) Restrain, kemampuan untuk mengelola dan mengontrol sesuatu supaya penggunaannya tidak mubazir;

(4) Redistribution, kemampuan untuk menyebarkan kekayaan, kegembiraan dan kebersamaan melalui langkah dermawan, misalnya zakat, infaq dalam Islam;

(5) Responsibility, sikap bertanggungjawab dalam merawat kondisi lingkungan dan alam.

Eco Pesantren

Program “Eco Pesantren” sebagai model pendidikan lingkungan hidup di lingkungan pondok pesantren ternyata menarik perhatian para ulama, ilmuan, pimpinan organisasi muslim di berbagai negara. Eco Pesantren pun dijadikan salah satu model pendidikan lingkungan berbasis agama.

Bissmilahirohmanirrohim

Assalamualikum wr.wb.